Kamis, 29 Desember 2011

Persahabatan tidak berakhir semudah ini kawan

Bukan aku dan engkau yang merencanakan pertemuan kita.
Bukan pula aku dan engkau yang merencanakan kedekatan ini.
Dan karenanya mengapa harus kau atau aku yang mengakhiri semua ini ?

Allah telah menuliskan pertemuan kita, apa-apa yang akan kita bagi bersama, perjalanan kita kedepan, jauh sebelum kita ada. Allah pun yang merencanakan saat pertemuan kita. Maka jalani saja hubungan ini dengan alami. Jika ada sahabat yang bertemu di saat-saat bahagia, ada pula yang bertemu untuk saling menguatkan. Dan untuk kisah kita, genggaman tangan ini takkan lelah.

Apakah perjalanan ini akan selalu menyenangkan?

Sebelum kujawab aku hendak bertanya kembali, apakah menurutmu ada jalanan yang bebas lubang, bebas tikungan tajam, bebas tanjakan yang memberatkan? Apakah semua jalurnya beraspal mulus? Apakah rambu-rambu jalannya jelas terpasang, sehingga tak membuat kita bingung bahkan salah paham?

Apakah kita tidak akan saling menyakiti ?

Oh bagaimana bisa kujanjikan itu. Jika di saat yang sama aku masih menyakiti diri sendiri, terutama di saat-saat kebodohanku yang berbicara.

Apakah kita akan selalu bersama ?

Satu lagi pertanyaan ghaib yang tak bisa kujawab. Setiap pertemuan selalu membawa pasangannya, yaitu perpisahan. Sehingga yang lebih ingin ku ketahui adalah, seperti apa perpisahan kita kelak ? Apakah perpisahan yang meninggalkan luka atau perpisahan yang meninggalkan rindu ? Apakah perpisahan abadi di dunia dan diakhirat, atau perpisahan sementara didunia ini untuk bertemu kembali di syurgaNya ?

Bagaimana jika nanti keadaan berubah? Aku berubah? Kau berubah?

Bukankah kita memang harus selalu berubah, dan ini kesempatan kita untuk tumbuh bersama. Ajari apa yang tak kuketahui dan akan kuajari kau. Ingatkan aku jika terlupa, dan akan kuingatkan kau. Mari kita nikmati saja masa sekarang, belajar dari yang telah lewat, dan berharap terbaik untuk masa yang akan datang. Hanya prasangka terbaik untuk Dia atas takdirNya kepada kita.

Jika ada kebahagiaan dari kebersamaan ini, maka mari kita sama-sama bersyukur padaNya. Agar rezeki ini di lipatgandakan olehNya.

Jika ada kesedihan, kemarahan, keraguan yang mengguncang perahu yang sedang kita naiki. Mari bersama kita cari penyebab kebocoran kapal ini. Mari kita diskusikan bersama cara terbaik untuk memperbaiki kerusakannya. Jika ada yang terlanjur bolong, mari kita cari kayu lain yang cocok untuk menambalnya.

Kapal persahabatan ini akan berbeda dari kapal yang lain. Jika kapal lain sewarna, licin tak ternoda. Maka kapal kita akan berwarna-warni, penuh motif, dan hidup. Karena kapal kita telah melewati laut lepas yang tak berani di layari oleh kapal-kapal lain. Dan awak kapalnya adalah para pejuang kehidupan. Dan karenanya disetiap sudut kapal ini, penuh dengan kisah.
Sudahlah, tak usah ucapkan perpisahan. Apalagi jika yang membentang hanya lautan dan pulau. Bukankah tak ada jarak yang terlalu jauh untuk hati. Cukup doakan sebuah pertemuan kembali, entah di dunia atau kelak di akhirat.

Dua hati yang sebelumnya asing.
Bertemu tanpa menyadari.
Berpapasan tanpa merasa.
Dan ketika di antaranya ada jarak yang membentang.
Dimana fisik lumpuh untuk meraba dan merasa.
Tapi di saat itu hati menjadi peka.
Dan disaat itulah ku tahu ku telah jatuh cinta padamu sahabat.

Copy paste
By ; Yunieza ( 071009)

Note:

Kalian telah membuatku menyayangi dan berkali-kali merasa rindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar