Oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Ustadz Abu Muhammad Hafizhokumulloh, Mohon nasihat, ada ikhwan yang baru
nikah 3 bulan, sekarang ia tidak bertegur sapa dengan istrinya sudah
seminggu. Permasalahan yang disampaikan dari Istrinya kepada istri ana,
karena masakannya nggak enak. Sehingga ikhwan ini kelihatan malas dan
beberapa jadwal ta’lim pun tidak menghadirinya. Jazaakumullohu khoiron
katsiro.
Jawab:
Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Al-Akh Fulan (nama samaran) -semoga selalu dalam bimbingan dan
cahaya-Nya-, ada beberapa hal yang mungkin kita saling bernasehat
dengannya:
Pertama, Masalah yang terjadi antara sepasang suami-istri kadang
tergolong masalah riskan yang kita harus berhati-hati dalam
menyikapinya. Karena kalau kita salah dalam memberi solusi atau dalam
menyampaikannya maka kadang akan membuat jalinan benang semakin kusut.
Dua, Tidak semua masalah yang kita dengar pasangan suami-istri harus
kita tanggapi. Bahkan seharusnya, ana menyarankan sang istri untuk lebih
banyak bersabar. Memang demikian liku-liku berumah tangga, dan perahu
tidak selamanya berlayar di atas samudra yang tenang tanpa ada ombak
maupun badai.
Tiga, Yang banyak memicu terjadinya masalah dalam rumah tangga adalah
sikap merasa sempurna dan tidak ada kekurangan. Padahal semua manusia
ada kekurangan, karena itu butuh saling pengertian dan kedewasaan dalam
memahami, memperbaiki dan menyempurkan kekurangan pasangan hidup yang
Allah telah pilih untuk kita. Allah telah mengingatkan,
“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut. Kemudian bila
kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak
menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak.” (An-Nisa`: 19)
Dan Nabi shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya manusia itu seperti seratus onta. Hampir seseorang tidak
menemukan tunggangan yang cocok darinya.” (Dikeluarkan oleh Al-Bukhari
dan Muslim)
Dari keindahan fiqih Imam Muslim, beliau membawakan riwayat di atas pada
akhir bab keutamaan para shohabat. Beliau ingin menjelaskan bahwa
manusia itu punya kelebihan masing-masing dan ada kekurangan.
Empat, Masalah sang suami jarang taklim tidak boleh dikaitkan dengan
masalah keluarganya. Kalau kita melihat saudara kita jarang menghadiri
taklim, maka hendaknya kita menasehatinya dengan cara yang baik dan
wejangan yang membawa manfaat untuknya. Wallahu A’lam.
Sumber : dikirim via email (milis Nashihah) oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar